Minggu, 22 Desember 2013

GERAKAN HARI IBU PENANAMAN POHON PRODUKTIF TP-PKK KECAMATAN

Pada hari Senin, 16 Desember 2013, pukul 08:30, telah berlangsung penanaman pohon produktif yang dicanangkan oleh ketua TP-PKK Kecamatan Cilandak, dalam rangka GERAKAN HARI IBU.
Penanaman 2 pohon Rambutan di halaman Latihan Hall dan penanaman 2 pohon Advokad di kebun Wisma Subud, RT 007/ RW 03. Kegiatan ini dihadiri Bapak Camat H. Dhany Sukma, S.Sos, MAP; beserta perangkat dan Ibu-ibu TP-PKK Kecamatan, juga Bapak LurahMundari, S.IP, M.Si, beserta perangkat dan Ibu-ibu TP-PKK Kelurahan. Acara singkat sarapan di Rumah Ketua RW 03, H. Sudanang Dananjaya, dan dilanjutkan ke RW 07 untuk menanaman pohon produktif lainnya.







Rabu, 11 Desember 2013

PERBAIKAN JALAN OLEH DINAS PU JALAN KECAMATAN CILANDAK DI WILAYAH RW 03 CILANDAK BARAT

Selasa, 3 Desember 2013 Team PU Jalan Kecamatan Cilandak dipimpin Bp. Supandi melaksanakan pengaspalan Jalan Cilandak 10 dan Jalan Cilandak 11 di RT 002/ Rw 03 Cilandak Barat. walau sempat diguyur hujan pekerjaan yang dimulai pukul 08:00 telah selesai pukul 17:00 sore hari dengan luas kurang lebih 400m2. Berikut ini foto hasil pekerjaan.


 Jl. Cilandak 10 before
 Jl. Cilandak 10 in proses
 Jl. Cilandak 10 after
 
 Jl. Cilandak 11 before
 Jl. Cilandak 11 in proses
 Jl. Cilandak 11 After
Segenap warga dan penurus RT-RW 03 Cilandak Barat mengucapkan terima kasih atas kerjasama PU Jalan  serta koordinasi Kecamatan dan Kelurahan sehingga perbaikan pengaspalan jalan dapat terealisasikan.

Minggu, 01 Desember 2013

PENGHARGAAN KINERJA RT-RW SE PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2013

Dalam acara SilaturohmiGubernur dengan Pengurus dan Anggota Lembaga Kemasyarakatan (RT, RW), Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), Dewan Kota, Dewan Kabupaten, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat pada hari Minggu, 01 Desember 2013 Jam 09:00 - 13:00 di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta.
RW 03 Cilandak Barat telah menerima Penghargaan Tingkat IV Kinerja RT-RW 2013.



Selain Tropy dan piagam RW 03 juga menerima uang sebesar Rp. 3.196.000,- (setelah Pajak) diterima dari Bpk. Burhan di Balai Kota Prov DKI Jakarta, 10 Desember 2013.


Saat akan menerima Tropy dan piagam dari Bpk. Joko Widodo, Gubernur Provinsi DKI Jakarta.


 

Rabu, 25 September 2013

SK GUBENUR DKI JAKARTA NO 36 TH 2001



SK GUB DKI JAKARTA NO:36 TH 2001 Tentang Pedoman RT-RW

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2001
TENTANG
PEDOMAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA
DI PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Menimbang :
  1. bahwa Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Propinsi DKI Jakarta telah tumbuh dan berkembang atas prakarsa dan inisiatif masyarakat dan telah berperan dalam upaya mewujudkan kerukunan tetangga dan warga masyarakat;b. bahwa dalam rangka mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang lebih berorientasi pada demokratisasi dan kerukunan tetangga dan warga, maka Peraturan Dasar Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT-RW) Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ditetapkan dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat Ibikota Jakarta;
  2. bahwa sehubungan dengan huruf a di atas dan dalam upaya lebih meningkatkan peranan dan kinerja Rukun Tetangga dan Rukun Warga, perlu menetapkan Pedoman Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan Keputusan Gubernur.
Mengingat :
  1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
  2. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta;
  3. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 2000 tentang Dewan Kelurahan.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEDOMAN RUKUN
TETANGGA DAN RUKUN WARGA DI PROPINSI DAERAH
KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
  • Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Pemerintah Kotamadya/Kabupaten Administrasi adalah Pemerintah Kotamadya/ Kabupaten Administrasi Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Walikotamadya/Bupati Administrasi adalah Walikotamadya/Bupati Administrasi Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Pemerintah Kecamatan adalah Pemerintah Kecamatan pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Camat adalah Kepala Pemerintahan Kecamatan pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Pemerintah Kelurahan adalah Pemerintahan Kelurahan pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Lurah adalah Kepala Pemerintahan Kelurahan pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Dewan Kelurahan adalah Dewan Kelurahan pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • Tokoh Masyarakat adalam pemimpin masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan social kemasyarakatan (Poleksosbudhankam) yang diakui oleh masyarakat lingkungannya.
  • Penduduk setempat adalah setiap orang, baik warga negara Republik Indonesia maupun orang asing yang secara de facto dan de jure bertempat tinggal di dalam wilayah RT dan RW yang bersangkutan.
  • Kepala Keluarga adalah penanggungjawab anggota keluarga yang terdaftar dalam kartu keluarga.
  • Penduduk dewasa adalah penduduk yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau yang telah atau pernah kawin.
  • Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar ke arah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.
  • Pemberdayaan masyarakat adalah pengikut sertaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemilikan.
  • Kartu Keluarga adalah kartu yang berisi data identitas kepala keluarga dan anggotanya yang telah dicatat dan ditandatangani oleh Ketua RT, RW dan Lurah.
BAB II
LANDASAN, TUJUAN, KEDUDUKAN
Pasal 2
  1. Memberikan pelayanan kepada penduduk setempat sesuai denagn ketentuan yang berlaku;
  2. Mengerjakan swadaya dan kegotongroyongan masyarakat;
  3. Berpartisipasi dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat;
  4. Berpartisipasi dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
  5. Berpartisipasi dalam meningkatkan kondisi ketentraman, ketertiban dan kerukunan warga masyarakat;
  6. Membantu menciptakan hubungan yang harmonis antar anggota masyarakat dan antara masyarakat dengan pemerintah masyarakat;
  7. Manjaga hal-hal yang berkaitan denga lingkungan;
  8. Berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik, ekonomi dan sosial yang biayanya bersumber dari swadaya masyarakat dan atau Pemerintah daerah serta memprtangungjawabkannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
  9. Memberikan saran dan pertimbangan kepada anggota Dewan Kelurahan yang berasal dari RW yang bersangkutan.
BAB III
TUGAS DAN KEWAJIBAN
Pasal 3
Tugas dan kewajiban RT dan RW ditetapkan oleh forum musyawarah RT dan RW dengan berpedoman kepada upaya-upaya dalam rangka :
  1. Memberikan swadaya dan kegotongroyonan masyarakat;
  2. Menggerakkan swadaya dan kegotongroyongan masyarakat;
  3. Berpartisipasi dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat;
  4. Berpartisipasi dalam menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
  5. Berpartisipasi dalam meningkatkan kondisi ketentraman, ketertiban dan kerukunan warga masyarakat;
  6. Membantu menciptakan hubungan yang harmonis antar anggota masyarakat dan antara masyarakat dengan pemerintah daerah;
  7. Menjaga hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan;
  8. Berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik, ekonomi dan sosial yang biayanya dari swadaya masyarakat dan atau pemerintah daerah serta mempertanggungjawabkannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
  9. Memberikan saran dan pertimbangan kepada anggota Dewan Kelurahan yang berasal dari RW yang bersangkutan.
BAB IV
RUKUN TETANGGA
Bagian Pertama
Pembentukan
Pasal 4
  1. Pembentukan wilayah RT secara administrasi ditetapkan oleh lurah atas usul masyarakat dan dengan memperhatikan kondisi lingkungannya.
  2. Setiap RT terdiri dari 30 sampai dengan 60 kepala keluarga.
  3. Bagi wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, jumlah kepada Keluarga sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini, dapat disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
  4. Bagi penduduk yang bertempat tinggal di asrama, rumah susun, kondominium, apartemen atau yang sejenis dapat dibentuk RT tersendiri atau digabungkan dengan RT yang berdekatan.
  5. Dalam hal RT tersebut pada ayat (4) pasal ini menjadi RT tersendiri, ketentuan jumlah kepala keluarga tersebut sebagaimana dimaksud ayat (2) apat disesuaikan dengan kebutuhan setempat.


Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 5

Anggota RT adalah penduduk setempat yang terdaftar dalam kartu keluarga pada RT bersangkutan.

Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban
Pasal 6

(1)   Anggota RT mempunyai hak :
a. mamperoleh pelayanan administrasi dan kewilayahan dari RT dan RW;
b. mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah RT dan RW;
c. memilih pengurus RT;
d. dipilih sebagai pengurus RT dan RW;
e. turut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT dan RW.
(2) Anggota RT mempunyai kewajiban :
a. melaksanakan keputusan forum musyawarah RT dan RW;
b. menunjang terselenggaranya tugas dan kewajiban RT dan RW;
c. berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh RT dan RW.
(3) Ketentuan ayat (1) dan (2) pasal ini dapat ditambah dan dikurangi oleh forum musyawarah RT.

Bagian Keempat
Pengurus
Pasal 7
  1. Pengurus RT terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan;
  2. Ketua RT terpilih menyusun kepengurusan RT.
Pasal 8

(1)   untuk menjadi pengurus RT harus memenuh persayaratan sebagai berikut:
a.       Warga Negara Republik Indonesia baik laki-laki maupun perempuan;
b.      Berkelakuan baik;
c.       Penduduk dewasa;
d.      Dan syarat-syarat lain yang ditentukan oleh forum musyawarah RT.
(2) Pengurus RT tidak boleh merangkap jabatan pengurus RW/dewan kelurahan/dewan kota.

Pasal 9
  1. Pemilihan ketua RT diselenggarakan oleh panitia pemilihan ketua RT;
  2. Pemilihan ketua RT sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dilaksanakan dalam forum musyawarah;
  3. Forum musyawarah menetapkan tat cara pemilihan ketua Rt;
  4. Ketua Rt terpilih ditetapkan secara administrasi dengan keputusan lurah.
Pasal 10
  1. Pembagian tugas antar pengurus RT ditetapkan dalam forum musyawarah RT;
  2. Pengurus RT bertanggungjawab kepada forum musyawarah RT.
Pasal 11
  1. Masa bakti pengurus RT adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal Ketua RT terpilih;
  2. Selambat-lambatnya 14 hari sebelum berakhir masa baktinya, ketua RT wajib melaksanakan pembentukan panitia pemilihan ketua RT periode berikutnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 9.
Pasal 12

(1)   Pengurus RT berhenti sebelum selesai masa baktinya karena:
a.       meninggal dunia;
b.      keputusan forum musyawarah RT;
c.       permintaan sendiri secara tertulis;
d.      pindah tempat tinggal keluar wilayah RT yang bersangkutan;
e.       melakukan perbuatan tercela sebagai pengurus RT;
f.       tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
(2) Ketua RT yang berhenti sebelum selesai masa baktinya diganti oleh salah seorang pengurus RT berdasarkan hasil keputusan forum musyawarah sampai dengan selesai masa baktinya;
(3) Pemberhentian dan pergantian pengurus RT sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini ditetapkan secara administrasi dengan keputusan lurah atas usul ketua RW.

Bagian Kelima
Forum Musyawarah RT
Pasal 13
  1. Forum musyawarah RT merupakan wadah permusyawaratan dan permufakatan tertinggi RT;
  2. Forum musyawarah RT terdiri dari pengurus RT dan penduduk dewasa anggota RT;
  3. Tata cara musyawarah ditentukan dalam forum musyawarah RT.
BAB V
RUKUN WARGA
Bagian Pertama
Pembentukan
Pasal 14
  1. Pebentukan wilayah RW ditetapkan secara administrasi oleh camat dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan atas usul lurah berdasarkan atas keputusan forum musyawarah RW;
  2. Setiap RW terdiri dari 8 sampai denan 16 RT;
  3. Bagi wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, jumlah RW sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini, dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat.
Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 15
Anggota Rukun Warga adalah anggota Rukun Tetangga.

Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban
Pasal 16

Hak dan kewajiban anggota Rukun Warga adalah sama dengan hak dan kewajiban anggota Rukun Tetangga.
Bagian Keempat
Pengurus
Pasal 17
  1. Pengurus RW terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan;
  2. Ketua RW terpilih menyusun kepengurusan RW.
Pasal 18
  1. Untuk menjadi pengurus RW harus memenuhi persyaratan sama dengan untuk menjadi pengurus RT;
  2. Pengurus RW tidak boleh merangkap jabatan pengurus RT/dewan kelurahan/dewan kota.
Pasal 19
  1. Pemilihan ketua RW diselenggarakan oleh panitia pemilihan ketua RW;
  2. Pemilihan ketua RW sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dilaksanakan dalam forum musyawarah RW;
  3. Forum musyawarah menetapkan tata cara pemilihan ketua RW;
  4. Ketua RW terpilih ditetapkan secara administrasi dengan keputusan camat.
Pasal 20
  1. Pembagian tugas antar pengurus RW ditetapkan dalam forum musyawarah RW;
  2. Pengurus RW bertanggungjawab kepada forum musyawarah RW.
Pasal 21
  1. Masa bakti pengurus RW selama 3 Tahun terhitung sejak Ketua RW terpilih.
  2. Selambat-lambatnya 14 hari sebelum berakhir masa baktinya, ketua RW wajib melaksanakan pembentukan panitia ketua RW priode berikutnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (1).
Pasal 22

(1)   Pengurus RW berhenti sebelum selesai masa baktinya karena :
a.       meninggal dunia;
b.      keputusan forum musyawarah RW;
c.       permintaan sendiri secra tertulis;
d.      pindah tempat tinggal keluar wilayah RW yangbersangkutan;
e.       melakukan perbuatan tercela sebagai pengurus RW;
f.       tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8;
(2) Ketua RW yang berhenti sebelum selesai masa baktinya diganti oleh salah seorang pengurus berdasarkan hasil keputusan forum musyawarah sampai dengan selesai masa baktinya;
(3) Pemberhentian dan pergantian pengurus RW sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini ditetapkan secara administrasi dengan keputusan camat atas usul lurah berdasarkan keputusan forum musyawarah RW.

Bagian Kelima
Forum Musyawarah RW
Pasal 23
  1. Forum musyawarah RW merupakan wadah permusyawaratan dan permufakatan tertinggi RW;
  2. Forum musyawarah RW terdiri dari pengurus RT dan RW;
  3. Tata cara musyawarah ditentukan dalam forum musyawarah RW.
BAB VI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 24
  1. Ketentuan mengenai keuangan ditentukan oleh forum musyawarah RT dan RW sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
  2. Kekayaan dan atau barang inventaris organisasi masyarakat RT dan RW dikelola secara tertib, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 25

Pemerintah Propinsi DKI Jakarta melakukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan kinerja RT dan RW sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
  1. RT dan RW yang ada pada saat berlakunya keputusan ini adalah tetap sebagai RT dan RW;
  2. Pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini tetap melaksanakan kegiatannya sampai dengan masa baktinya berakhir.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
  1. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan kemudian;
  2. Dengan berlakunya keputusan ini maka Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1332 tahun 1995 tentang Peraturan Dasar Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT-RW) daerah Khusus Ibukota Jakarta dinyatakan tidak berlaku lagi.
  3. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 9 April 2001
GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
SUTIYOSO

Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 10 April 2001
SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
H. FAUZI BOWO
NIP 470044314